Tampilkan postingan dengan label Kisah Inspiratif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Inspiratif. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 November 2008

Mencintai Tetapi Tidak Dicintai..???



Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak
dicintai olehnya. Tetapi lebih indah adalah menyayanginya
tanpa mengharapkan sesuatu perasaan apapun darinya. Hanya
perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang, Satu jam
untuk menyukai seseorang, Satu hari untuk mencintai
seseorang, Tetapi membutuhkan seumur hidup untuk melupakan
seseorang...

Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan orang
yang tidak tepat. Jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan
orang yang tepat kita akan tahu betapa berharganya
anugerah tersebut. Cinta adalah ketika kamu membawa
perasaan, kesabaran dan romantis dalam suatu hubungan dan
menemukan bahwa kamu peduli dengan dia........

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu
bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk
menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan
kamu harus membiarkannya pergi. Ketika pintu kebahagiaan
tertutup, yang lain terbuka... Tetapi kadang-kadang kita
menatap terlalu lama pada pintu yang telah tertutup itu
sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka
bagi kita. Teman yang terbaik adalah teman dimana kamu
dapat duduk bersamanya dan merasa terbuai dan tidak pernah
mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama.

Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang
pernah kamu rasakan. Benarkah bahwa kita tidak tahu apa
yang kita dapatkan sampai kita kehilangan itu ?? Tetapi
benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang hilang sampai
itu ada . Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah
menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga!!! Jangan
mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai itu
tumbuh di dalam hati mereka, tetapi jika tidak, pastikan
dia tumbuh di dalam hatimu ...

Ada hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan
pernah kamu dengar dari orang yang dari mereka kamu ingin
dengar. Tetapi jangan sampai kamu menjadi tuli walaupun
kamu tidak mendengar dari seseorang yang mengatakan itu
dari hatinya . Jangan pernah berkata selamat tinggal jika
kamu masih ingin mencoba. Jangan menyerah selama kamu
merasa masih dapat maju. Jangan pernah berkata kamu tidak
mencintai orang itu lagi bila kamu tidak bisa
membiarkannya pergi...

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan
walaupun mereka telah dikecewakan... Kepada mereka yang
masih percaya walaupun mereka telah dikhianati. Kepada
mereka yang masih ingin mencintai walaupun mereka telah
disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang masih mempunyai
keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali
kepercayaan Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu.
Jangan melihat kekayaan, itu bisa menghilang. Datanglah
kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum karena
Sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi
cerah

Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat
membuatmu tersenyum. Ada saat di dalam kehidupanmu dimana
kamu dapat merindukan seseorang, kamu ingin mengambil
mereka dari mimpimu dan benar benar-memeluk dia. Mendekap
dirinya dalam tiap tidur indahmu... Berharaplah bahwa kamu
dapat bermimpi tentang dia, yang berarti mimpilah apa yang
ingin kamu impikan. Pergilah kemana kamu ingin pergi.
Jadilah sesuai dengan keinginan kamu, Karena kamu hanya
hidup sekali dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang
kamu inginkan Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk
membuat kamu bahagia...

Cukup cobaan untuk membuat kamu kuat Cukup penderitaan
untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, Dan
cukup harapan untuk membuat kamu bahagia. Selalu letakkan
dirimu pada posisi orang lain. Jika kamu merasa bahwa itu
menyakitkan kamu. Mungkin itu menyakitkan orang itu juga.
Kata-kata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan,
Kata-kata yang kasar bisa membuat celaka. Kata-kata yang
tepat waktu dapat mengurangi ketegangan. Kata-kata cinta
dapat menyembuhkan dan menyenangkan

Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita
cintai menjadi dirinya sendiri. Dan tidak membentuk mereka
menjadi sesuai keinginan kita. Dengan kata lain kita
mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka. Orang
yang bahagia tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala
hal. Mereka hanya menghargai segala hal yang datang dalam
hidup mereka. Kebahagiaan adalah bohong bagi mereka yang
menangis, mereka yg terluka, mereka yang mencari, mereka
yang mencoba...

Mereka hanya bisa menghargai orang-orang yang penting yang
telah menyentuh hidup mereka. Cinta mulai dengan
senyuman,dan berakhir dengan air mata...mungkin seperti
itu... Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu
yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan
baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan
kamu dan rasa sakit hati. Ketika kamu lahir, kamu menangis
dan semua orang disekeliling kamu tersenyum. Hiduplah
dengan hidupmu, jadi ketika kamu meninggal, kamu satu
satunya yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kamu
menangis...

Cinta Yang Tersembunyi

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur? ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan? Ini karena hal terindah di dunia tidak terlihat.

Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan Cinta.

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan, seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan, tapi melepaskan bukan akhir dari dunia, melainkan awal suatu kehidupan baru, kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang tersakiti, mereka yang telah dan tengah mencari, dan mereka yang telah mencoba.

Karena merekalah yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya, adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia.

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata 'aku turut berbahagia untukmu'.

Apabila cinta tidak bertemu, bebaskan dirimu, biarkan hatimu kembali ke alam bebas lagi, kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu mendapatkan keinginannya, melainkan mereka yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada, cintamu akan tetap dihatinya, sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata 'aku lupa..
'Menunggu selamanya ketika kamu berkata 'tunggu sebentar'.
Tetap tinggal ketika kamu berkata 'tinggalkan aku sendiri'.

Membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan belum berkata 'bolehkah saya masuk?'
Mencintai juga bukanlah bagaimana kamu melupakan dia bila ia berbuat kesalahan, melainkan bagaimana kamu memaafkan.

Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti, bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasa, bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan.

Lebih menyakitkan menangis dalam hati dari pada menangis tersedu atau mengadu, air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka dihatimu yang tidak akan pernah hilang.

Sayang dalam cinta, kita sangat jarang peduli, tapi ketika cinta itu tulus, meskipun kau acuhkan, cinta tetap mulia, dan kamu seharusnya berbahagia, hatimu dapat mencintai seseorang yang kau sayang.

Mungkin akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.

Namun bila pun kau benar2 mencintai seseorang, jangan lepaskan dia, bila dia tak membalasmu, barangkali dia tengah ragu dan mencari, jangan percaya bahwa melepaskan berarti kamu benar2 mencintai tanpa suatu balasan, mengapa tak berjuang demi cintamu? mungkin itulah cinta sejatimu.

Kadang kala, orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta padamu, karena takut kau berpaling dan memberi jarak, dan bila ia suatu saat pergi, kau akan menyadari ia adalah cinta yang tidak kamu sadari.

Maka mengapa kau tak mengungkapkan cintamu, bila kau memang mencintainya, meskipun kau tak tahu apakah cinta itu ada juga padanya?

A Child's Poet

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
Ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
Ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan hinaan,
Ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
Ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
Ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian,
Ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan,
Ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
Ia menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
Ia belajar menyenangi dirinya

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
Ia belajar cinta dalam kehidupan.

Dan Kitapun Akan Menjadi Tua

Hidup bagaikan garis lurus
Tak pernah kembali ke masa yang lalu
Hidup bukan bulatan bola
Yang tiada ujung dan tiada pangkal... .

Syair lagu diatas, sering kita dengar dari lantunannya Bimbo, liriknya
mengingatkan kita akan sebuah akhir. Kehidupan ini tidak akan berlangsung abadi, hingga suatu saat kita akan menaiki tangga usia, semakin lama usia kita bertambah, semakin berkuranglah sisa umur kita dan andai Tuhan belum memanggil kita di usia muda maka kitapun akan menjadi tua.

Melihat garis-garis di wajah sosok yang kita cintai ibu dan ayah kita,
ketika kulitnya mulai keriput, rambut hitamnya mulai memutih dan
kesehatannya kian menyusut, kita diingatkan oleh-Nya bahwa kitapun sama, suatu saat nanti akan menjadi tua, renta dan butuh begitu banyak
pertolongan, kasih sayang serta perhatian dari anak-anak kita.

Dan sekaranglah saatnya bagi kita untuk memainkan peran sebagai seorang
anak, memelihara dan menyayangi ayah dan ibu kita. Dahulu sembilan bulan kita dalam rahim ibu, kita menyusahkannya, duduk ia tak enak, berbaring tak nyaman. Tapi ibu sabar menanti hari-hari kelahiran kita. Tiba kita di dunia, ibu tersenyum bahagia mendapatkan kita sebagai anugerah dari Tuhan, disusuinya, dimanjakannya dan dibesarkannya kita dengan penuh kasih sayang.

Diajarkannya kita berbagai ilmu dan sebuah kenikmatan yang luar biasa bagi kita diajarkan untuk mengenal Allah sebagai Tuhan kita.

Menginjak remaja, kita semakin menyusahkannya, biaya sekolah yang kian
besar serta kenakalan-kenakalan yang sering kita lakukan tak jarang membuat hati ibu terluka. Sikap kita yang kasar, egois dan selalu merasa benar terkadang membuatnya menangis, tapi ibu tetap sabar. Dibimbingnya kita untuk memperbaiki sikap dan tingkah laku kita, ibu selalu menanamkan cinta kepada kita anak-anaknya.

Berbahagialah bagi yang masih mempunyai ibu juga ayah, karena masih
mempunyai kesempatan untuk memelihara dan menyayangi mereka. Dan saat kita menginjak dewasa, ketika ayah yang dulu kekar sekarang sering terbaring sakit, dan ketika ibu yang dulu selalu melayani kita makan sekarang sering terbaring lemah, inilah saat-saat yang baik bagi kita untuk memuliakan mereka, melayani, memelihara dan memberikan perhatian kepada mereka. Inilah kesempatan kita untuk menjadi anak yang shaleh buat mereka bahagia di ujung usianya, dan buat mereka bangga dengan kita.

Ingatkah, dahulu ketika kebetulan kita terbangun dari tidur, terlihat ibu sedang berdoa untuk kita, agar menjadi anak yang baik dan tercapai semua cita.

Jenguklah ibu dan ayah kita selagi bisa, sebelum semuanya berakhir menjadi kenangan, bawakan oleh-oleh yang disukainya. Sebab jika mereka telah tiada maka tak akan ada lagi yang menunggu kita pulang, tak ada lagi menyiapkan kita sarapan, yang ada hanyalah rumah yang akan menjadi kenangan.

"Muliakanlah Orang tua kita karena kitapun akan menjadi tua"

Menikmati Kebosanan

Ini sebuah cerita ringan tentang kebosanan. Seorang tua
yang bijak ditanya oleh tamunya.

Tamu :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak tua?"

Pak Tua :"Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan
perubahan,mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan
berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu
ke waktu."

Tamu :"Kenapa kita merasa bosan?"

Pak Tua :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa
yang kita miliki."

Tamu :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"

Pak Tua :"Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka
kita pun akan terbebas darinya."

Tamu :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"

Pak Tua:"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu
tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"

Tamu :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang
berbeda, Pak Tua."

Pak Tua :"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru
dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."

Tamu: "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"

Pak Tua :"Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau
biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok
atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah
membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau
biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan
kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya." Lalu Tamu itu pun
pergi.

Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.

Tamu :"Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda
sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"

Pak Tua :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."

Tamu :"Contohnya?"

Pak Tua :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil
dulu."

Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.

Tamu :"Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di
setiap waktu senggang saya bermain sepuas-puasnya semua
permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaiban pun
terjadi. Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi,
meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya
anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"


Sambil tersenyum Pak Tua berkata: "Karena segala sesuatu
sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku.
Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang
kebosanan.

Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu
menjadi ceria.Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu
tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan.

Segala sesuatu berasal dari pikiran.
Berpikir bosan menyebabkan kau bosan.
Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."

Batu Kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok
yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan
pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.
Pekerja itu berteriak-teriak,tetapi temannya tidak bisa
mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-
orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di
bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan
temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu
lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi
usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu
melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai
kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah
ke atas? Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang
berisi pesannya.

Tuhan kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk
membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Tuhan melimpahi
kita dengan rahmat, tetapi itu tetapi tidak cukup untuk membuat
kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat
kepadaNya, Tuhan sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

Jumat, 31 Oktober 2008

Penantian

Saat itu....
kapankah tiba padaku....
Saat seseorang datang membawa cintanya karena-Mu padaku....?
Berikrar satu dalam berjihad di jalan-Mu....
Mendengungkan kalimat-Mu dalam keharmonian cinta-Mu......
Melewati liku kehidupan berbungkus peluh usaha dan tawakal pada-Mu...
Ya Rabbi,...
Sesaat ku tersadar....
Dalam penantianku.... Kini dan kapanpun cinta-Mu akan selalu menemaniku......
di kala sedih, senang, gelisah, bahkan takut sekalipun ...
tiada yang bisa menandingi kelezatan cinta-Mu yang mendamaikan hatiku...
tiada pula bisa menandingi kedamaian kasih-Mu yang menyejukkan batinku...
ingin kurangkul penuh cinta-Mu dengan penuh harapan...
harapan akan pelukan kasih dekap hangat-Mu...
Yang tiada menolak siapapun yang mengatakan:
"Aku mencintai-Mu ya Rabbi,... maka cintailah hamba-Mu yang hina ini,..
yang tak kan putus mengemis cinta-Mu di emperan asa ......"
Ya Rabbi ijinkanlah kami bersatu dalam cinta karena-Mu,
membina mahligai rumah tangga untuk meraih ridho-Mu
mudahkanlah segala urusannya. amiin....

Pecundang vs Pemenang

10 Karakter Pemenang dan 10 Karakter Pecundang

01> Ketika pemenang melakukan kesalahan dia berkata "saya salah!"
Ketika pecundang melakukan kesalahan dia berkata, "ini bukan salah
saya!"

02> Pemenang berkata, "saya sudah baik, tapi saya bisa lebih baik
lagi!"
Pecundang berkata, "saya tidak sejelek orang lain!"

03> Pemenang mencoba belajar dari setiap orang yang lebih baik dari
pada dia.
Pecundang selalu mencoba menjatuhkan orang lain.

04> Pemenang berkata, "mari saya kerjakan ini untuk anda!"
Pecundang berkata, "itu bukan pekerjaan saya!"

05> Pemenang berkata, "pasti ada cara lebih baik mengerjakannya!"
Pecundang berkata, "begitulah biasanya dikerjakan disini!"

06> Pemenang berkata, "ini sulit tapi mungkin!"
Pecundang berkata, "ini mungkin tapi sangat sulit untuk
mengerjakan!"

07> Pemenang selalu mempunyai rencana-rencana.
Pecundang selalu mencari alasan.

08> Pemenang mempunyai komitmen-komitmen.
Pecundang hanya berjanji-janji saja.

09> Pemenang selalu menjadi bagian dari jawaban.
Pecundang selalu menjadi bagian dari masalah.

10> Pemenang tuntas memecahkan masalah.
Pecundang selalu tanggung-tanggung & tidak pernah memecahkan
masalah.

Batas Dari Semua Usaha

Bila selama sepekan anda telah bekerja dengan gigih, berlari penuh
ketergesa-gesaan, dan menggigit gigi sendiri untuk menahan rasa sakit
diburu-buru, maka akhir pekan ini adalah
saat yang paling baik untuk merenungi apa arti waktu bagi anda.

Secepat-cepat anda belari menjadi yang nomor satu, anda takkan pernah
mampu melampaui waktu. Sekuat-kuat anda memenangkan pertandingan,
pada akhirnya toh anda akan dikalahkan oleh usia anda sendiri.
Sehebat-hebat anda menaklukkan puncak gunung, alam memberi langit
yang lebih tinggi yang tak terdaki. Bahwa segala sesuatu itu ada
batasnya.

Anda perlu tahu batas-batas itu. Meski tujuan adalah sesuatu yang
belum bisa anda capai sekarang; dan ini membuat anda begitu optimis
akan hidup esok hari; namun kesadaran akan tepian dari semua kerja
anda semestinya menggugah anda untuk menemukan jiwa dalam kerja anda.

Yaitu, silakan kita berkerja sekeras-kerasnya, karena memang untuk
itulah anda ada, namun anda sama sekali tak harus menjamin
tercapainya semua tujuan itu, karena memang bukan itu tugas anda.
Kita hanya harus berusaha.

Sumber: Jansen Sinamo WorkEthos Training Center

Sabtu, 18 Oktober 2008

Percaya Diri.., Diri yang mana?

Banyak orang pandai menyarankan agar kita memiliki kepercayaan diri yang
kuat. Pertanyaannya adalah diri yang manakah yang patut kita percayai?
Apakah panca indera kita? Padahal kejituan panca indera seringkali tak
lebih tumpul dari ujung pena yang patah. Apakah tubuh fisik kita? Padahal
sejalan dengan lajunya usia, kekuatan tubuh memuai seperti lilin terpanasi.
Ataukah pikiran kita? Padahal keunggulan pikiran tak lebih luas dari
setetes air di samudera ilmu. Atau mungkin perasaan kita? Padahal ketajaman
perasaan seringkali tak mampu menjawab persoalan logika. Lalu diri yang
manakah yang patut kita percayai?

Semestinya kita tak memecah-belah diri menjadi berkeping-keping seperti
itu. Diri adalah diri yang menyatukan semua pecahan-pecahan diri yang kita
ciptakan sendiri. Kesatuan itulah yang disebut dengan integritas. Dan hanya
sebuah kekuatan dari dalam diri yang paling dalamlah yang mampu merengkuh
menyatukan anda. Diri itulah yang patut anda percayai, karena ia mampu
menggenggam kekuatan fisik, keunggulan pikiran dan kehalusan budi anda.

Setiap Orang Memiliki Pembela

Seburuk-buruknya orang yang anda benci, masihlah ia memiliki pembela. Entah
seorang atau berapa. Bahkan, sejelek-jeleknya orang yang dihujat, dicaci
maki dan disingkirkan oleh masyarakat banyak, tetaplah ia memiliki
pelindung. Para pembela dan pelindung itu memberikan tempat saat ia
disingkirkan, memberikan pertahanan saat ia dijatuhkan. Mengapa demikian?
Karena seburuk-buruknya seseorang di pandangan banyak mata, tetaplah berhak
untuk dicintai. Dan anda pun berhak mencintai orang lain, meski banyak yang
mengangkat tanda tak setuju.

Pahamilah bahwa saat anda menyatakan kebencian anda pada seseorang,
barangkali ada lebih banyak orang yang pernah merasakan kebaikannya.
Sehingga hujatan dan caci maki yang sebenarnya dilontarkan padanya justru
melukai hati orang lain, yang bahkan anda sendiri pun tak tahu, mungkin di
antara mereka ada sekutu-sekutu anda sendiri. Dan, resiko buruk yang bisa
saja terjadi adalah anda kehilangan sekutu-sekutu anda seiring dengan
permusuhan anda dengan lawan anda.

Jumat, 12 September 2008

Luasnya Neraka

Assalamu'alaikum. Wr Wb... Sahabat semua...bacalah....


YA ALLAH YA RAHMAN YA RAHIM, lindungilah dan peliharakanlah kami, kedua
ibubapa kami, isteri kami, anak-anak kami, kaum keluarga kami & semua orang
Islam dari azab siksa api nerakaMu YA ALLAH.

Sesungguhnya kami tidak layak untuk menduduki syurgaMu YA ALLAH, namun
tidak pula kami sanggup untuk ke nerakaMu YA ALLAH.

Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah taubat kami dan terimalah segala ibadah
dan amalan kami dengan RAHMATMU YA ALLAH......AMIN.....


.: Luasnya Neraka :.

Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibrail datang kepada
Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya,


maka ditanya oleh nabi s.a.w.: 'Mengapa aku melihat kau berubah muka?'

Jawabnya: 'Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya
dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui
bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa
Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa
aman dari padanya.'

Lalu nabi s.a.w. bersabda: 'Ya Jibrail, jelaskan padaku sifat
Jahannam.'

Jawabnya: 'Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan
selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu
tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia
hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg
mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum
nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli
neraka itu digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati
penduduk bumi kerana panas dan basinya.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan
dari rantai yg disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit,
nescaya akan cair sampai ke bawah
bumi yg ke tujuh.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung
barat tersiksa, nescaya akan terbakar orang-orang yang di hujung
timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan
perhiasannya besi dan minumannya air panas campur nanah dan
pakaiannya potongan-potongan api.

Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang
tertentu dari orang laki-laki dan perempuan.'

Nabi s.a.w. bertanya: 'Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu
rumah kami?'

Jawabnya: 'Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di
bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000
tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda.' (nota
kefahaman: iaitu yg lebih bawah lebih panas)

Tanya Rasulullah s.a.w.: 'Siapakah penduduk masing-masing pintu?'
Jawab Jibrail:
'Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg
kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta
keluarga Fir'aun sedang namanya Al-Hawiyah.
Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim,

Pintu ketiga tempat orang shobi'in bernama Saqar.

Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama
Ladha,

Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah.

Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa'eir.'

Kemudian Jibrail diam segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya:
'Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?'

Jawabnya: 'Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg
sampai mati belum sempat bertaubat.'

Maka nabi s.a.w. jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu,
sehingga Jibrail meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya
sehingga sedar kembali dan

sesudah sadar nabi saw bersabda: 'Ya Jibrail, sungguh besar
kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang
akan masuk ke dalam neraka?'

Jawabnya: 'Ya, iaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu.'

Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibrail juga menangis, kemudian nabi
s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk
sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila
sembahyang
selalu menangis dan minta kepada Allah.(dipetik dari kitab
'Peringatan Bagi Yg Lalai')

Dari Hadith Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat
sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari Ku.

Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu:

1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat

2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah

3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung

4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah

5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik

6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak

7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum

8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor
ular

9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta
mengandungi lautan racun yang hitam pekat.

10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai
70,000 rantai

11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat


Mudah-mudahan ini dapat menimbulkan keinsafan kepada kita
semua.....Wallahua'lam.


Al-Quran Surah Al- Baqarah Ayat 159

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami
turunkan dari keterangan-keterangan dan petunjuk hidayat, sesudah
Kami terangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu
dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk.


Dari Abdullah bin 'Amr R.A,


Rasulullah S.A.W bersabda:' Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..

SEPULUH ORANG YANG MAYATNYA TIDAK BUSUK DAN TIDAK REPUT DI HARI
QIAMAT KELAK!!!

Disebutkan di dalam satu riwayat, bahawasanya apabila para makhluk
dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur
masing-masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN
dan TIDAK MINUM , TIDAK DUDUK dan TIDAKBERCAKAP .

Bertanya orang kepada Rasulullah saw : 'Bagaimana kita dapat
mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat?'

Maka jawabnya Rasulullah saw 'Umatku dikenali kerana WAJAH mereka
putih disebabkan oleh WUDHU'.' Bila qiamat datang maka malaikat
datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka
KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan.

Maka memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah debu 'itu dari
debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN' mereka.
Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian' Siratul
Mustaqim dan memasuki Alam SYURGA, sehingga setiap orang melihat para
mukmin itu mengetahui bahawa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hamba
Ku.

Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahawa sepuluh orang yang
mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh
asal diwaktu mati :-
1. Para Nabi
2 Para Ahli Jihad
3. Para Alim Ulama
4. Para Syuhada
5. Para Penghafal Al Quran
6. Imam atau Pemimpin yang Adil
7. Tukang Azan
8. Wanita yang mati kelahiran/beranak
9. Orang mati dibunuh atau dianiaya
10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumaat jika mereka
itu dari kalangan orang yang beriman.

Didalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra sabda
Rasulullah saw: Apabila datang hari QIAMAT dan orang-orang yang
berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah swt memberi wahyu
kepada Malaikat Ridhwan:
' Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku
berpuasa ( Ahli Puasa ) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan
dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng
dan buah-buahan SYURGA. '

Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekelian kawan-kawan dan semua
anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa
dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang
yang penuh dengan buahan dan minuman yang lazat dari syurga dengan
sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi.

Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu
kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah
swt di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud :
'Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu
kerjakan pada HARI yang telah LALU itu.'

* Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Islam yang lain.

Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang
yang mengajarnya meskipun dia sudah mati. ' Dan ( ingatlah ) Allah
sentiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan.'
Surah Al-Baqarah : 237

Allah Hanya Memanggil Kita 3 Kali Saja Seumur Hidup..

Renung-renungkan dan selamat beramal..
Saat itu, Dhuha, hari terakhir aku di Masjid Nabawi untuk menuju
Mekah....... , aku bertanya pada Ibu.
'Ibu, kataku, ada cerita apa yang menarik dari Umrah....?' Maklum, ini
pertama kali aku ber Umrah.
Dan Ibu, memberikan Tausyiahnya.
Ibu adalah pemilik Maknah Tour Travel dimana saya bergabung untuk Umrah di
bulan July 2007 yang lalu.
Kebetulan umrahku dimulai di Madinah dulu selama 4 hari, baru ke Mekah.
Tujuannya adalah mendapatkan saat Malam Jumat di depan Kabah. Jadi aku
punya kesempatan untuk bertanya tentang Umrah.
Ibu berkata...'Shinta, * Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur
hidup*
Keningku berkerut.... ....'Sedikit sekali Allah memanggil kita..?'
Ibu tersenyum. 'Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?'
Saya menggelengkan kepala.

'Panggilan pertama adalah* **Azan*', ujar Ibu.
'Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas
terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar. Ketika kita sholat,
sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah. Tetapi Allah masih fleksibel,
Dia tidak 'cepat marah' akan sikap kita. Kadang kita terlambat, bahkan
tidak
sholat sama sekali karena malas. Allah tidak marah seketika. Dia masih
memberikan rahmatNya, masih memberikan kebahagiaan bagi umatNya, baik
umatNya itu menjawab panggilan Azan-Nya atau tidak. Allah hanya akan
membalas umatNya ketika hari Kiamat nanti'.

Saya terpekur.... .mata saya berkaca-kaca. Terbayang saya masih melambatkan
sholat karena meeting lah, mengajar lah, dan lain lain. Masya Allah.......

Ibu melanjutkan, 'Shinta, Panggilan yang kedua adalah panggilan*
Umrah/Haji*
Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan
panggilan yang halus dan sifatnya 'bergiliran' . Hamba yang satu
mendapatkan
kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain. Jalan nya bermacam-macam.
Yang tidak punya uwang menjadi punya uwang, yang tidak merancang pula akan
pergi, ada yang memang merancang dan terkabul. Ketika kita mengambil niat
Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan 'Labaik Allahuma Labaik/
Umrotan', sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang ke dua.
Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab,
meskipun panggilan itu halus sekali. Allah berkata, laksanakan Haji / Umrah
bagi yang mampu'.

Mata saya semakin berkaca-kaca. ........Subhanal lah...... .saya datang
menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang saya rancangkan..
...Alhamdulill ah...

'Dan panggilan ke-3', lanjut Ibu, 'adalah* KEMATIAN*. Panggilan yang kita
jawab dengan amal kita. Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan
tanda
tanda secara langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan
gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu Shinta,
manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. ..Jawablah 3 panggilan Allah dengan
hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah.... .......Insya Allah syurga adalah
balasannya.. ...'
** Mata saya basah di dalam Masjid Nabawi , saya sujud bertaubat pada
Allah
karena kelalaian saya dalam menjawab panggilanNya. ....Kala itu hati saya
makin yakin akan kebesaranNya, kasih sayangNya dan dengan semangat
menyala-nyala, saya mengenakan baju Ihram dan berniat..... ....Aku menjawab
panggilan UmrahMu, ya Allah, Tuhan Semesta Alam........ **

*Huraisy*
*Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang
bernama 'Huraisy' berasal dari anak kala jengking. Besarnya Huraisy ini
dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi.
Malaikat Jibril bertanya : 'Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa
yang kau cari?' Huraisy pun menjawab, 'Aku mahu mencari lima orang.'

Pertama, orang yang meninggalkan sembahyang.
Kedua, orang yang tidak mahu keluarkan zakat.
Ketiga, orang yang durhaka kepada ibubapanya.
Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.
Kelima, orang yang suka minum arak.

sampaikan pesanan ini biarpn 1 ayat.. Wallahualam

Rabu, 03 September 2008

Cuma Saya Yang Tidak Bicara

Suatu hari empat sekawan berjanji satu sama lain untuk bermeditasi tanpa
berbicara sepatah kata pun selama tujuh hari. Pada hari pertama semuanya
tutup mulut, dan meditasi berjalan sesuai rencana. Ketika malam tiba, lampu
minyak mulai kering, dan cahaya mulai redup. Seorang pelayan tertidur di
dekat situ.

Salah satu dari mereka tidak tahan untuk tidak bersuara, "Isi lampu itu,"
katanya.

Orang kedua kaget mendengar suara temannya, "Hus! Kita kan tak boleh bicara,
ingat nggak?"

"Kalian berdua bodoh! Kenapa bicara?" sergah orang ketiga.

Dengan suara lirih orang keempat menggumam, "Cuma saya yang tidak bicara."

Sejak lahir, kita memiliki hasrat bawaan untuk berkomunikasi dengan
orang-orang di sekitar kita. Jika digunakan dengan benar, kata-kata tentu
akan banyak membantu. Namun sering kali kita kelepasan bicara tanpa
memikirkan terlebih dahulu apa yang seharusnya kita katakan atau apakah
sebenarnya kita perlu bicara atau tidak.

Seperti empat sekawan tadi, kita sering berharap untuk tidak mengatakan apa
yang terlanjur kita katakan. Pada saat itu, sudah terlambat karena kata-kata
yang telah dikeluarkan tak dapat ditarik kembali. Kita mungkin saja meminta
maaf, namun kerusakan telah terjadi.

Kita seyogianya menjadi tuan atas lidah kita. Lidah harus mengucapkan apa
yang ingin kita ucapkan saja, bukannya berceloteh tak terkendali. Sayangnya,
sering kali lidahlah yang menjadi tuan dan kita menjadi budaknya; kita
terpaksa mendengar apa yang lidah ucapkan atas nama kita dan sering kita tak
mampu menghentikan ocehannya. Kurangnya kesadaran dan kendali semacam itu
kadang dapat membawa bencana.

Kesadaran, lagi-lagi, adalah kuncinya. Terlepas dari kita akhirnya akan
bicara atau tidak bicara, sadarilah itu sebelum, selama, dan sesudahnya.
Be Happy!

Mengapa Berteriak

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya;
"Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara
dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab;
"Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu
berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada
disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara
halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut
pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan. Sang guru
lalu berkata; "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak
antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu
dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus
berteriak.
Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi
marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun
menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras
lagi."

Sang guru masih melanjutkan; "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang
saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka
berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.
Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa
demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka
nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.
"Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya
sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah
cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan; "Ketika anda sedang dilanda kemarahan,
janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak
mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat
seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang
bijaksana. Karena waktu akan membantu anda."

Harga Sebatang Lidi

Tahukah anda mengapa sebatang sapu lidi begitu murah harganya?
Begitu murahnya sampai-sampai ia jauh lebih murah daripada seteguk air penghilang
dahaga.
Padahal anda tahu, ia harus dipetik dari pepohonan kelapa yang ditanam di
dusun-dusun jauh di pedalaman.
Ia pun harus diserut, dihaluskan, diikat kuat agar mudah digunakan dan tak melukai
tangan.
Ia harus diangkut oleh banyak kendaraan, melewati banyak pasar, dan naik turun
timbangan penawaran.
Karena, ia dipetik oleh tangan-tangan kecil yang tak menuntut banyak upah. Ia
dijalin oleh wanita-wanita yang tak menghitung laba rugi.
Ia juga dipikul oleh bahu-bahu legam pria yang tak terlalu mengerti transaksi jual
beli.

Sebatang sapu lidi itu begitu murah sampai di tangan kita, karena orang-orang itu
tak menghitung jerih perih kerjanya.
Mereka pun tak mengkalkulasi butir-butir keringatnya.
Maka, mari kita sadari bahwa di balik kemurahan dan kemudahan yang kita cerap
sekarang ini, terselip cerita tentang pengorbanan yang jauh lebih berharga ketimbang
harga seluruh sapu lidi yang bisa kita beli.

Tak Ada Yang Mengalahkan Pesona Kesederhanaan

Semula kita belajar melakukan hal-hal sederhana.
Tak lebih dari satu tambah satu sama dengan dua.
Ketika soal-soal itu semakin terasa mudah, kita coba kerjakan yang sulit.
Kita rambah puluhan, ratusan, perkalian juga pembagian.
Kita namai itu sebagai tantangan.
Tak lama tantangan kehilangan daya tariknya jua.
Maka, kita kepalkan tangan untuk menaklukkan sesuatu yang rumit, besar, dan
tak mudah ditundukkan.
Sebuah soal pun dijawab oleh berlembar-lembar perhitungan hingga nyaris tak
dikenali lagi mana angka mana tanda baca.

Tapi segera saja, kejelimetan itu membosankan.
Tahukah anda apa akhir dari pergulatan ini?
Yaitu, ketika kita mulai meringkas jawaban.
Memendekkan pola perhitungan.
Memangkas baris-baris pembuktian.
Di perjalanan ini kita seolah berbalik ke titik semula : kesederhanaan.
Tak ada yang mengalahkan pesona kesederhanaan.
Kita boleh kumpulkan apa saja dalam hidup ini, namun pada terminal
perhentian, kita kembali dengan tangan yang sederhana dan meninggalkan semua
kerumitan jauh di belakang.

Teknik Karet Gelang Merah

Teknik sederhana ini dari Robert G. Allen, milyuner dari New York dan
pengarang buku best seller "Road to Wealth". Allen mengatakan, bahwa
dalam setiap tindakan kita, selalu ada pikiran positif dan negatif.

Bahkan jika kita berdiam diri pun juga ada kedua pikiran tersebut,
misalnya pikiran positif akan berkata "Ayo,kita mulai bekerja".
Sedangkan pikiran negatif berkata "Ah, nanti saja. Sedang enak nih
duduk-2nya". Kedua pikiran ini sama kekuatannya. Jadi terkadang positif
yang menang, saat lain negatif yang menang.

Lalu, jika memang kekuatannya 50 : 50, bagaimana caranya agar positif
bisa lebih dominan?

Jika memang kekuatannya sama, maka harus ada perangsang dari luar yang
bisa mencegah, ketika pikiran negatif keluar. Allen menggunakan karet
gelang merah di pergelangan tangan kirinya. Setiap saat ada pikiran
negatif sekecil apapun yang melintas di pikirannya, dia langsung
menjepret tangannya dengan karet gelang tersebut. Sepintas memang tampak
lucu. Tapi pengaruhnya ke alam bawah sadar (ABS) anda luar biasa besar.
Apabila anda konsisten dengan menjepretkan karet gelang setiap kali anda
berpikir negatif, maka ABS anda akan merekamnya menjadi suatu kebiasaan
yang harus dihindari.

Ada satu pertanyaan yang mengelitik, yaitu mengapa mesti karet yang
berwarna merah? Bukankah karet gelang ada beragam warna? Atau mungkin
juga pertanyaan mengapa mesti ditangan kiri, bukan di kanan, atau di
kaki?

Robert G. Allen mengatakan, hal-2 ini kelihatannya remeh, tapi
mengandung makna yang besar. Banyak orang yang mengatakan ingin berubah
menjadi lebih baik? Tapi begitu diberikan satu petunjuk, biasanya
petunjuk ini lalu DITAWAR. Ini masalah komitmen.

Apabila anda mau BERUSAHA mencari karet yang berwarna merah, dan
memasangnya di tangan kiri, itu sudah membuktikan anda mempunyai
komitmen yang tinggi untuk berubah. Apabila untuk hal kecil ini saja
sudah anda tawar, mungkin komitmen anda untuk berubah baru di tahap
coba-coba saja.

Hal lain yang sering menjadi pertanyaan disini adalah, sebenarnya apakah
yang disebut pikiran negatif itu? Karena banyak orang tidak sadar bahwa
dia melakukan atau memikirkan hal negatif. Nah, dibawah ini ada daftar
hal negatif yang harus anda `jepret' ketika anda mengalaminya

Menunda, malas, marah, lesu, curiga, malu, ragu-2, rendah diri, sombong,
egois, minder, kuatir, berkata-kata kotor, cemburu, patah hati, takut,
berpikir jorok, dengki, iri, sirik, dendam, sinis, cemberut, pesimis,
takut gagal, resah, takut memulai, cuek, acuh, pasif, cemas, terlambat,
menipu, merajuk, murka, fitnah, menang sendiri, bergosip ria, merasa tak
pernah salah, berbohong, berprasangka buruk, meremehkan, sedih, dan lain
sebagainya. Anda bisa tambahkan disini tindakan-2 anda sendiri yang
menurut anda negatif, dan perlu `dijepret'.

Selamat mencoba !

Membaca Hati

"Membaca itu tidak sekedar melihat. Sahabat yang baik akan lebih banyak
'membaca' hati kita dari pada sekedar 'melihat' keadaan kita."

Seorang anak kecil yang sedang belajar membaca, bertanya kepada ayahnya yang
sedang mengemudikan mobilnya, "Kenapa sih mobil di depan ada tulisan
BELAJAR?"
"Oh, itu berarti mobil khusus untuk belajar stir, sayang. Om yang nyopir
mobil itu sedang belajar setir mobil."
"Lalu kenapa truk yang di sebelahnya ada tulisan AWAS REM MENDADAK?"
"Maksudnya, itu untuk peringatan mobil di belakangnya, bahwa sewaktu-waktu
sopirnya bisa menginjak rem dan berhenti mendadak. Supaya tidak tabrakan!"
"Oh, maksudnya supaya kendaraan yang lain hati-hati?"
"Iya nak, benar sekali."
"Kan udah ada lampu rem yang menyala, atau lampu kedip-kedip kalau mau
belok?"
"Benar, tetapi pemilik mobil di depan mungkin merasa belum cukup untuk hanya
sekedar memberitahu kendaraan dibelakangnya dengan lampu rem atau lampu
sein! Mereka memasang tulisan di belakang agar kendaraan lain waspada. Orang
perlu membaca dari pada sekedar melihat tanda."

Benar, seperti kata si Ayah di atas.
Seperti komunikasi di jalan raya, semua orang sebenarnya dikaruniai
kemampuan untuk "melihat" tanda-tanda tetapi jarang yang mampu untuk
"membaca" tanda-tanda itu.
Ketika orang terdiam, kita hanya melihat dia sedang bad-mood, dan tidak
berusaha "membaca" apa yang terjadi dengan dirinya.
Ketika orang marah-marah, kita hanya melihat kemarahannya saja, dan tidak
pernah "membaca" dengan sungguh-sungguh ada apa di balik kemarahannya.
Kita cenderung melihat hanya "lampu rem" dan "lampu sein", tanpa pernah tahu
maksud sesungguhnya kenapa mereka menginjak rem atau menyalakan lampu sein.

Menjadi sahabat yang baik tidak hanya "melihat" mereka sebagai teman dalam
segala keadaannya, tetapi juga bisa "membaca" apa yang sedang terjadi di
dalam hati sesungguhnya, memahaminya serta ikut merasakannya.

Kita semua adalah anak kecil di atas yang sesungguhnya sedang belajar
"membaca", sedang belajar ber-empathy.

Mendengar Dan Melihat

"We are listening and watching. Not merely hearing and seeing."

Ada banyak orang yang mendengar tetapi tidak sungguh-sungguh mendengar.
Ada banyak orang juga yang melihat, tetapi tidak sunguh-sungguh melihat.
Seringkali kesalahpahaman terjadi karena situasi ini, di mana kita tidak
sungguh-sungguh "melihat" dan tidak sungguh-sungguh "mendengar".
Banyak orang yang merasa terabaikan pula karena merasa tidak "didengar" dan
"dilihat".

Seperti halnya kita berlatih berjalan sewaktu kita balita, "Mendengar" atau
"Melihat" pun membutuhkan latihan yang terus menerus karena mendengar dan
melihat yang sesungguhnya membutuhkan keterampilan khusus, membutuhkan
"jiwa" di dalamnya.

Kita pun harus mulai mendengarkan dan melihat dengan "jiwa" kita. Bukan
hanya dengan saraf mata dan telinga semata.