Kamis, 21 Agustus 2008

Jangan Gampang Mendramatisir Masalah

Siapapun anda pasti pernah mengalami masalah dalam hidup ini. Dari yang
paling ringan sampai yang paling berat. Begitu juga di lingkungan kantor
yang kompleks dengan aneka masalah, mulai masalah pekerjaan yang menumpuk,
kompensasi yang tidak sesuai, beban kerja yang tidak merata, sampai masalah
dicuekin bos.

Tetapi berat atau ringan, setiap masalah tentu butuh penyelesaian. Dan
setiap masalah sangat individual sifatnya. Bagi anda yang bijak, setiap
masalah akan dianggap sebagai proses pendewasaan diri. Tapi bagi yang
berjiwa kerdil, masalah bagaikan mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Umumnya
anda dengan tipe terakhir akan berlarut-larut memikirkan masalah tanpa
banyak memikirkan penyelesaiannya.

Namun, apapun judulnya, anda harus memikirkan cara yang paling tepat dalam
menuntaskan suatu masalah. Tahukah anda apa yang harus anda hindari dalam
menyelesaikan masalah? jawabannya adalah 'dramatisir'. Ingat, bagaimanapun
bentuknya, jangan sekalipun mendramatisir masalah anda. Jangan pernah merasa
bahwa seolah-olah masalah andalah yang paling berat.

Karena mendramatisir masalah bukanlah terapi yang mampu menyelesaikan
keadaan, justru sebaliknya anda akan semakin stres akibat dramatisasi
tersebut. Mengeluh kesana kemari dengan cerita dramatik hanya akan
memperberat bobot masalah. Sebaliknya, berpikirlah dengan jernih, posisikan
masalah anda pada sudut pandang yang tepat.

Jika anda ingin 'curhat' masalah anda, ungkapkan fakta-fakta yang benar dan
objektif. Kalau A katakan A jangan bilang ABC. Peringatkan diri anda sendiri
untuk tidak mendramatisir setiap kali akan membicarakan masalah pada
rekan-rekan atau bos anda. Pikirkan dampak akibat dramatisir tersebut, apa
manfaatnya? Umumnya dampaknya justru negatif. Karena lingkungan tidak
menyukai dan tidak mempercayai hal-hal yang dramatik. Apalagi jika suatu
saat, dramatisasi anda tidak terbukti.

Anda yang berpotensi mendramatisir masalah perlu lebih waspada. Karena
kondisi ini bisa berdampak buruk bagi perkembangan mental anda. Orang-orang
dengan tipe ini akan selalu dibayangi rasa cemas, ketakutan, dan pikiran
negatif. Dan orang yang hobi mendramatisir masalah sesungguhnya hanya
menciptakan kesalahan di atas kesalahan.

Hal yang tak kalah penting, jangan sekalipun menceritakan masalah anda dalam
pikiran yang kalut. Karena kondisi yang emosionil dan tidak stabil membuat
anda tidak objektif lagi dalam memandang setiap persoalan. Kondisi seperti
ini akan membuat anda mengambil keputusan yang salah dan fatal.
Misalnya anda mengancam akan mengundurkan diri ketika anda dihadapkan pada
persoalan bahwa kenaikan gaji anda adalah yang paling kecil dibanding
teman-teman yang lain. Biasanya ancaman tersebut bisa jadi hanya semacam
'gertakan' karena pikiran anda sedang buntu akibat merasa disepelekan dan
diremehkan.

Ingat, kebanyakan orang yang tidak berhasil menyelesaikan masalahnya adalah
orang-orang yang menutup mata dan sibuk mencari dukungan dan perlindungan.
Dan ketika tak satupun orang yang memberi dukungan, anda akan menyalahkan
masalah itu sendiri. Anda akan digelayuti pikiran, 'kenapa sih masalah ini
mesti menimpa saya'?. Kalau anda terus dibebani pikiran tersebut,
buntut-buntutnya anda merasa hidup ini tidak adil.

Kalau hal ini yang anda alami, segera stop pikiran buruk tersebut. Patut
anda ketahui setiap masalah hanyalah suatu proses dalam hidup yang terus
berjalan. Anda lupa selama anda sibuk menyesali dan mengeluhkan masalah yang
itu-itu saja sesungguhnya ada banyak jalan untuk mencapai penyelesaian yang
anda inginkan. So, bangkitlah, jangan terpuruk dengan keluhan yang panjang.
Masih ada jalan terbaik yang akan anda temui jika anda mau berpikir jernih.

Tidak ada komentar: