Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Renungkanlah wahai sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah SWT, mengapa
lidah kelu di saat kematian? Tetapi kematian itu pasti menjelma. Hanya
masa
dan waktunya yang tidak kita ketahui.
Coba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yang nazak, hampir ajalnya
tidak
dapat berkata apa-apa. Lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya
yang
menahan kesakitan 'sakaratul maut'.
Diriwayatkan sebuah hadist yg bermaksud: "Hendaklah kamu mendiamkan
diri
ketika azan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut
menghampirinya".
Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri dan jangan
berkata apa-apapun semasa azan berkumandang. Sebagai orang beragama
Islam
kita wajib menghormati azan. Banyak fadhilahnya (keuntungan). Seperti
yang
terdapat dalam hadist shahih "Seandainya mereka mengetahui apa yang
terkandung dalam adzan dan barisan pertama (shalat berjamaah), kemudian
mereka tidak mendapatinya kecuali dengan cara mengundinya, pasti mereka
mengundi" (Bukhari dan Muslim).
Jika lagu kebangsaan kita diajar agar berdiri tegak dan diamkan diri.
Mengapa ketika azan kita tidak boleh mendiamkan diri? Lantas siapa yang
berkata-kata ketika azan berkumandang, Allah akan kelukan lidahnya
ketika
nazak.
Kita takut dengan kelunya lidah kita ketika ajal hampir tiba, maka kita
tidak dapat mengucap kalimah "Lailahaillallah" yang mana siapa yang
dapat
mengucapkan kalimah ini ketika nyawanya akan dicabut Allah dgn izinNya
menjanjikan syurga untuk mereka.
Oleh karena itu marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon
kepada
Allah supaya lidah ini tidak kelu ketika nyawa kita sedang dicabut.
"Ya Allah! Anugerahkanlah kematian kami dengan kematian yang baik lagi
mulia, lancarkan lidah kami mengucap kalimah "Lailahaillallah. ."
ketika
sakaratul maut menghampiri kami. Amin amin amin Ya Robbal 'alamin.."