Sabtu, 07 Juni 2008
Bagian Tubuh Terpenting
Ibuku selalu bertanya padaku apa bagian tubuh yang paling penting.
Bertahun-tahun, aku selalu menebak dengan jawaban yang aku anggap benar.
Ketika aku muda, aku pikir suara adalah yang paling penting bagi kita sebagai manusia, jadi aku jawab, "Telinga, Bu." Jawabnya, "Bukan. Banyak orang yang tuli. Tapi, teruslah memikirkannya dan aku menanyakanmu lagi nanti."
Beberapa tahun kemudian sebelum dia bertanya padaku lagi. Sejak jawaban pertama, kini aku yakin jawaban kali ini pasti benar. Jadi, kali ini aku memberitahukannya, "Bu, penglihatan sangat penting bagi semua orang, jadi pastilah mata kita." Dia memandangku dan berkata, "Kamu belajar dengan cepat, tapi jawabanmu masih salah karena banyak orang yang buta."
Gagal lagi, aku meneruskan usahaku mencari jawaban baru dan dari tahun ke tahun, Ibu terus bertanya padaku beberapa kali dan jawaban dia selalu, "Bukan. Tapi, kamu makin pandai dari tahun ke tahun, anakku."
Akhirnya tahun lalu, kakekku meninggal. Semua keluarga sedih. Semua menangis. Bahkan, ayahku menangis. Aku sangat ingat itu karena itulah saat kedua kalinya aku melihatnya menangis.
Ibuku memandangku ketika tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakek.
Dia bertanya padaku, "Apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang paling penting, sayang?"
Aku terkejut ketika Ibu bertanya pada saat seperti ini. Aku sering berpikir, ini hanyalah permainan antara Ibu dan aku.
Ibu melihat kebingungan di wajahku dan memberitahuku, "Pertanyaan ini penting. Ini akan menunjukkan padamu apakah kamu sudah benar-benar "hidup". Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahu padaku dulu, aku selalu berkata kamu salah dan aku telah memberitahukan kamu kenapa. Tapi, hari ini adalah hari di mana kamu harus belajar pelajaran yang sangat penting."
Dia memandangku dengan wajah keibuan. Aku melihat matanya penuh dengan air mata. Dia berkata, "Sayangku, bagian tubuh yang paling penting adalah bahumu."
Aku bertanya, "Apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?"
Ibu membalas, "Bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangin ketika mereka menangis. Kadang-kandang dalam hidup ini, semua orang perlu bahu untuk menangis. Aku cuma berharap, kamu punya cukup kasih sayang dan teman-teman agar
kamu selalu punya bahu untuk menangis kapan pun kamu membutuhkannya."
Akhirnya, aku tahu, bagian tubuh yang paling penting adalah tidak menjadi orang yang mementingkan diri sendiri. Tapi, simpati terhadap penderitaan yang dialamin oleh orang lain.
Orang akan melupakan apa yang kamu katakan...
Orang akan melupakan apa yang kamu lakukan...
Tapi, orang TIDAK akan pernah lupa bagaimana kamu membuat mereka berarti.
Belaian Nan Lembut
Michael dan aku tidak tahu kapan pelayan meletakkan piring-piring di meja kami. Waktu itu kami duduk-duduk di sebuah restoran kecil, terlindung dari kesibukan
Obrolan kami seru sekali, meskipun yang diobrolkan tidak penting. Kami tertawa-tawa membicarakan film yang kami tonton malam sebelumnya dan berdebat tentang makna di balik teks yang baru saja kami pelajari untuk seminar sastra. Dia bercerita waktu dia mengambil langkah penting menuju kedewasaan, yaitu hanya mau dipanggil Michael dan pura-pura tidak mendengar bila dipanggil "Mikey". Waktu umur dua belas atau empat belas?
Dia lupa, tapi dia ingat ibunya menangis dan berkata bahwa dia terlalu cepat menjadi dewasa. Ketika kami mencicipi blueberry blintzes, aku bercerita dulu aku dan kakakku suka memetik blueberry liar kalau mengunjungi sepupu-sepupu kami yang tinggal di desa. Aku ingat, aku selalu memakan habis bagianku sebelum pulang ke rumah dan bibiku selalu memperingatkan bahwa perutku pasti akan sakit sekali. Tentu saja, itu tak pernah terjadi.
Sementara obrolan kami yang menyenangkan terus berlanjut, pandanganku melayang ke seberang ruangan dan berhenti di sudut. Sepasang orang tua duduk berduaan di pojok itu. Si wanita mengenakan rok bermotif bunga yang sudah pudar, sama pudarnya dengan bantal tempat dia meletakkan tas tangannya yang kusam. Puncak kepala si lelaki mengilat seperti telur rebus yang sedang dia nikmati pelan-pelan. Wanita itu mengunyah oatmeal-nya pelan-pelan juga, nyaris dengan susah payah.
Tetapi yang membuat pikiranku teralih kepada mereka adalah keheningan yang melingkupi mereka. Aku seakan melihat kekosongan melankolis melingkupi pojok tempat mereka duduk. Ketika obrolanku dengan Michael mereda dari gelak tawa menjadi bisikan, dari pengakuan ke penilaian, keheningan pasangan itu mengusik pikiranku. Alangkah menyedihkan, pikirku, kalau tak ada lagi yang bisa diobrolkan. Tidak adakah halaman yang belum mereka baca dalam kisah hidup masing-masing? Bagaimana kalau itu terjadi pada kami
Michael dan aku membayar makanan lalu kami beranjak hendak meninggalkan restoran. Ketika kami melewati pojok tempat pasangan itu duduk, dompetku terjatuh. Aku membungkuk untuk mengambilnya, aku melihat, di bawah meja tangan mereka saling berpegangan lembut. Mereka makan dengan hening sambil bergandengan tangan! Aku menegakkan tubuhku.
Aku sangat tersentuh melihat tindak sederhana namun penuh makna yang mencerminkan kedekatan hubungan pasangan itu. Aku merasa istimewa karena boleh menyaksikannya.
Belaian lembut tangan lelaki tua itu pada jari-jari istrinya yang letih dan keriput mengisi tidak hanya apa yang sebelumnya kuanggap sudut yang secara emosional kosong, tetapi juga mengisi hatiku.
Keheningan mereka bukanlah keheningan yang tidak nyaman, seperti ketidaknyamanan yang selalu kita rasakan setelah mendengar sebaris lelucon atau canda-tawa waktu kencan pertama. Bukan itu. Keheningan mereka adalah keheningan yang nyaman dan rileks, itu adalah ungkapan cinta yang lembut dan tidak selalu membutuhkan kata-kata untuk mengekspresikannya.
Mungkin telah bertahun-tahun mereka bersama-sama menghabiskan jam-jam seperti ini di pagi hari. Mungkin hari ini tak ada bedanya dari kemarin, tetapi mereka menikmatinya dengan hati yang damai. Mereka saling menerima pasangannya, apa adanya.
Mungkin, pikirku ketika aku dan Michael keluar dari restoran, bukan sesuatu yang buruk bila kelak yang seperti itu kami alami. Mungkin, itu akan menjadi ungkapan cinta yang lembut dan penuh kasih.
Sumber: Tidak Diketahui
Yang Diinginkan Wanita dari Pria
satuwanita.com - Untuk dapat memahami wanita, memang susah-susah gampang. Hal ini bahkan diakui para wanita itu sendiri. Karena itu sebagai pria, Anda harus berusaha jika Anda menginginkan hubungan Anda bertahan dan tumbuh dengan baik. Para wanita, Anda setuju atau tidak dengan tulisan di bawah ini? Dan bagi pria, sebaiknya terus membaca, tentu saja hal ini untuk masukan Anda menghadapi pasangan Anda. |
Apakah cinta itu???
Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.
Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita. Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam.
Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya. Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.
Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu,
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.
Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.
Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,
Kota Roma tidak dibangun dalam sehari,
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, Dan penantian kita tidaklah sia-sia.
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal - iman, keberanian, dan pengharapan - penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.
Pada akhirnya. Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu, karena alasan yang penting.